|
Masjid Raya Baiturrahman Banda Aceh |
Banda Aceh - adalah propinsi paling ujung, di barat Indonesia, terletak di pulau Sumatra paling utara. Letaknya dekat dengan kepulauan Andaman dan Nikobar, pulau yang masih termasuk dalam wilayah India. Aceh adalah tempat penyebaran Islam pertama di Indonesia dan memiliki peran penting pada penyebaran Islam di wilayah Asia tenggara, karena pada saat itu Aceh merupakan salah satu pusat perdagangan dunia yang banyak di kunjungi oleh para saudagar, termasuk saudagar dari negeri Arab yang merupakan tempat asal turunnya Islam di dunia.
Propinsi yang beribukota di Banda Aceh ini adalah propinsi yang sangat menjunjung tinggi nilai-nilai agama dan jumlah penduduk muslimnya yang terbanyak di Indonesia. Aceh juga mendapat otonomi khusus dari pemerintah Indonesia, oleh karena itu di Aceh diterapkan hukum agama yaitu hukum syariat yang sesuai dengan agama Islam, ini semua juga karena alasan dan pertimbangan sejarah sebagai cikal bakal Islam di Indonesia.
Suku asli Aceh ada 13 suku. Suku yang terbesar adalah Suku Aceh yang tinggal di wilayah pesisir mulai dari Langsa di pesisir timur utara hingga Trumon di pesisir barat selatan. Suku terbesar kedua adalah Suku Gayo yang tinggal di wilayah pegunungan tengah Aceh. Selain itu ada suku-suku lainnya seperti Aneuk Jamee di pesisir barat dan selatan, Singkil dan Pakpak di Subulussalam dan Singkil, Alas di Aceh Tenggara, Kluet di Aceh Selatan dan Tamiang di Tamiang. Suku Devayan tinggal di wilayah selatan Pulau Simeulue sedangkan Suku Sigulai dan Suku Lekon menempati di utaranya. Suku Haloban dan Suku Nias tinggal di Pulau Banyak.
Sumber daya alam yang dimiliki Aceh cukup melimpah, termasuk gas alam dan minyak bumi. Sejumlah peneliti juga merperkirakan cadangan gas alam Aceh adalah yang terbesar di dunia. Pada tahun 2004 Aceh diterjang Tsunami yang dahsyat sesaat setelah terjadinya gempa bumi yang menggoncang daerah tersebut. Dalam peristiwa tersebut Aceh mengalami kerusakan yang parah dan korban yang paling banyak, sekitar 170.000 jiwa tewas atau hilang dalam bencana itu.
Sebelum bencana itu terjadi, Aceh telah mengalami perang saudara yang lama. Sejumlah masyarakat yang menamakan GAM (Gerakan Aceh Merdeka) memberontak kepada Indonesia dan ingin merdeka dan membentuk negara sendiri di Aceh. Setelah perjalanan waktu yang cukup lama akhirnya antara GAM dan Indonesia melakukan perjanjian damai setelah bencana gempa dan tsunami yang melanda kawasan itu.
Aceh pertama kali dikenal dengan nama Aceh Darussalam antara tahun 1511-1959, kemudian berubah menjadi Daerah Istimewa Aceh antara tahun 1959-2001, Nanggroë Aceh Darussalam 2001–2009, dan terakhir menjadi Aceh 2009 hingga sekarang.
|
Pantai Lhok Nga Aceh |
Sebelum Islam masuk ke Aceh, Aceh telah diwarnai dengan berdirinya beberapa kerajaan kecil berdasarkan agama pada masa itu seperti kerajaan Indrapuri, Indra Patra dan Indra Purwa semuanya di Aceh Besar. Menganai kapan Islam masuk ke Aceh banyak terjadi perbedaan pendapat, namun sebagian berpendapat bahwa Islam sudah masuk ke Aceh pada masa pemerintahan ke-Khalifahan, yaitu pada masa Khalifah Ustman bin Affan sebagai khalifah ketiga setelah kerasulan Muhammad SAW.
Sebelum menjadi bagian dari NKRI pemerintahan Aceh adalah kesultanan. Kesultanan Aceh merupakan kelanjutan dari Kesultanan Samudera Pasai yang hancur pada abad ke-14. Kesultanan Aceh mengalami puncak kejayaan pada masa Sultan Iskandar Muda Meukuta Perkasa Alam (Sulthan Aceh ke 19). Pada masa itu Aceh merupakan negri yang kaya dan makmur, kekuasaan Aceh mencapai pesisir barat Minangkabau hingga Perak. Kesultanan Aceh telah menjalin hubungan dengan kerajaan-kerajaan di dunia Barat pada abad ke-16, termasuk Inggris, Ottoman, dan Belanda.
Aceh juga memiliki budaya yang mengagumkan, salah satunya adalah tarian yang beberapa diantaranya terkenal hingga level dunia seperti tarian Rateb Meuseukat dan Tari Saman.
Tarian Suku Aceh
- Tari Laweut
- Tari Likok Pulo
- Tari Pho
- Tari Ranup lam Puan
- Tari Rapa'i Geleng
- Tari Rateb Meuseukat
- Tari Ratoh Duek
- Tari Seudati
- Tari Tarek Pukat
Tarian Suku Gayo
- Tari Saman
- Tari Bines
- Tari Didong
- Tari Guel
- Tari Munalu
- Tari Turun Ku Aih Aunen
Tarian Suku Alas
Tarian Suku Melayu Tamiang
Aceh juga memiliki sejumlah pahlawan yang gigih dalam membela tanah airnya dari para penjajah, antara lain:
Pahlawan Perempuan
- Cut Nyak Dhien
- Cut Nyak Meutia
- Laksamana Malahayati
- Pocut Baren
- Teungku Fakinah
Pahlawan Pria
- Sultan Iskandar Muda
- Teungku Chik Di Tiro
- Teuku Umar
- Panglima Polem
- Teuku Nyak Arif
- Mr. Teuku Muhammad Hasan
Tokoh asal Aceh
- Hamzah Fansuri
- Nuruddin ar-Raniri
- Syiah Kuala
- Syamsuddin al-Sumatrani
- Tun Sri Lanang
- Teungku Chik Pante Kulu
- Ismail al-Asyi
- Mohamad Kasim Arifin
- Teungku Hasan Muhammad di Tiro
- P. Ramlee
- Teungku Ahmad Dewi
- Teungku Daud Beureu'eh